Viral nasib guru honorer yang jadi pemulung di sukabumi, Pak Alvin Noviardi (57), guru honorer salah satu sekolah swasta di kecamatan lembursitu, kota sukabumi, jawa barat. Dia mengabdikan pada dunia pendidikan sudah 36 tahun sebagai guru mata pelajaran IPS dan sejarah.
Memilih kerja sampingan menjadi pemulung sejak tahun 2023. Kisah hidupnya yang penuh perjuangan ini menjadi viral dimedia sosial, mengadung simpati dan bantuan dari berbagai pihak.
Sebagai seorang guru honorer di MA Riyadlul jannah dan MTs Hidayatul Islamiah, pak alvin harus mengajar di dua sekolah untuk memenuhi syarat menerima insentif dari kementrian Agama. Insentif sebesar Rp 1,5 juta perbulan yang diterimanya sering habis hanya untuk biaya transportasi ke sekolah.
Jarak dari rumah ke sekolah tempat pak alvin mengajar cukup jauh, dia pun berinsiatif mencari tambahan penghasilan untuk ongkos mengajar di MTS atau tingkat SMP. Dia mengumpulkan botol bekas usai mengajar, untuk dijual seminggu sekali. Hasil dari pemulung bisa mencapai Rp 50 ribu, pendapatan yang sangat berharga bagi pak alvin dan keluarganya.
“Mulai pulang sekolah, jam 1 sampai jam 5 sore. Dijualnya per minggu, karena sehari tidak banyak, seminggu paling Rp 50 ribu, karena sekarang lagi murah juga,” ungkapnya.
Beliau mengaku tak malu sebagai guru yang bekerja sampingan sebagai pemulung. Kata pak alvin, karena dari pekerjaan itu mendatangkan berkah selain dari tambahan penghasilan untuk ongkos pergi mengajar.
“Bekerja memulung itu mulia ya menurut saya, ya alhamdulillah ada bantuan dari yayasan. Malu? Nggak, karena anak-anak juga bangga punya ayah seperti itu, guru-guru juga mendukung saya,” ungkapnya.
Baca juga: 9 Wisata terbaik di ujung genteng sukabumi
Berhenti jadi pemulung buka warung
Viral dimedia sosial, kisah pak alvin menarik perhatian banyak pihak, termasuk dari kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto, yang memberikan bantuan modah usaha sebesar Rp 3 juta pada 7 oktober 2024. Selain modal bantuan usaha, pak alvin juga menerima hadiah umroh yang berencananya akan diberangkatkan pada awal november 2024.
Dengan bantuan ini, pak alvin memutuskan untuk berhenti memulung dan fokus mengelola warung sembako berkat bantuan yayasan di Bandung. Meski begitu, pak alvin menjalankan profesinya sebagai guru honorer. Baginya mengajar adalah panggilan hidup yang tidak bisa ditinggalkan